Langsung ke konten utama

PEMBELAJARAN ORGANISASI



PENDAHULUAN
             Latar Belakang
       Setiap Organisasi Pemerintahan, baik tingkat propinsi maupun daerah, memerlukan penataan organisasi sumber
      daya manusia agar organisasinya dapat berjalan secara sistematis dan efisien. Kenyataannya,  masih banyak pemerintah daerah yang belum mengembangkan sistem manajemen sumber daya manusia yang komprehensif, padahal manajemen sumber daya manusia merupakan sesuatu yang penting dalam organisasi untuk menanggapi dengan baik dan tepat perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal organisasi. Daya adaptabilitas organisasi pada perubahan lingkungan eksternal dapat dikembangkan melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia bermakna perwujudan tanggung jawab sosial suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan.
Dinas Kesehatan Buol adalah organisasi pemerintah daerah dan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertangung jawab kepada Bupati Kabupaten Buol sebagai penyelenggra pembangunan di bidang kesehatan khususnya dalam wilayah Kabupaten Buol. Hal ini tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor : 03 Tahun 2008, pasal 2 dan 3 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Buol.
Tugas pokok Dinas Kesehatan seperti yang tertuang dalam Keputusan Bupati Buol adalah sebagai berikut : Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan Pemerintah Daerah berdasarkan asas desentraliasasi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten juga mempunyai fungsi dalam upaya mewujudkan pembangunan kesehatan di Kabupaten Buol, adapun fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Buol adalah sebagai berikut :
                        a.    Penyusunan kebijakan tehnis di bidang kesehatan.
                        b.    Pembinaan tehnis oprasional di bidang kesehatan.
                        c.    Pengelolaan fasilitasi dan rekomendasi perizinan pelayanan umum kesehatan.
                        d.    Pelaksanaan urusan tata usaha dinas.
Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Buol mempunyai struktur dan organisasi yang didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Buol adalah sebagai berikut :
a.     Kepala Dinas
b.     Sekretaris membawahi :
1.     Sub Bagian Perencanaan dan Program
2.     Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
3.     Sub Bagian Keuangan dan Aset
c.      Bidang Bina Pengembangan Sistem dan SDM Kesehatan membawahi :
1.     Seksi Pengembangan Sistem Kesehatan
2.     Seksi Data, Informasi dan Litbang
3.     Seksi Pengembangan SDM Kesehatan dan Diklat

d.     Bidang Pelayanan Medik, Farmasi dan Alkes membawahi :
1.  Seksi Pelayanan Medik Dasar dan Rujukan
2.  Seksi Kesehatan Khusus
3.  Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan
e.     Bidang Bina Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan membawahi:
1.        Seksi Kesehatan Keluarga
2.        Seksi Gizi dan Kesehatan Komunitas
3.        Seksi Promosi Kesehatan dan Pembinaan Masyarakat
f.       Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan membawahi :
1.   Seksi Pengendalian Penyakit
2.   Seksi Surveilance Epidemiologi dan Kesehatan Matra
3.   Seksi Penyehatan Lingkungan
2.    1. Visi dan Misi dinas kesehatan Kabupaten Buol adalah  Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Buol yang SEHAT, SEJAHTERA, MANDIRI dan BERKEADILAN “ dengan misi meliputi Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau, Peningkatan kualitas, kesehatan lingkungan, Peningkatan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, Peningkatan upaya pencegahan penyakit menular dan penyakit tidak menular.

2.3.  Sumber Daya
Jumlah tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Buol terdiri dari 62 orang terdiri dari S2 3 orang S1 15 Orang sebanyak 5 orang bukan sarjana di bidang Kesehatan DIII sebanyak 10 Orang dengan sisanya pendidikan setingkat SLTA/Kejuruan dan SLTP.

 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan penulisan ini adalah membuat pandangan untuk perubahan sumber daya manusia dengan orientasi pekerjaan berdasarkan fungsi dan struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Buol.

PERMASALAHAN
Dalam Bab ini penulis menyimpulkan beberapa permasalah di Dinas Kesehatan Kabupaten Buol sebagai berikut;
1.    Permasalahan dalam Organisasi di dinas kesehatan kabupaten buol kurang pemahan pegawai baik dalam bentuk struktur maupun fungsi organisasi itu sendiri
2.    Permasalahan dalam pemahaman pegawai dalam Visi dan Misi
Kurangnya pemahaman pegawai dalam tentang visi dan misi pegawai mengakibatkan tidak terarahnya dan tidak tercapainya suatu tujuan organisasi
2.    Permasalahan dalam Sumber Daya meliputi Perekrutan, Pelatihan dan pengembangan, Mutasi, Kompensasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Buol
3.    Permasalahan dalam Orientasi Pekerjaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Buol adalah tidak terbangunnya karakter kerja sehingga input dan outpT dari pekerjaa itu sendiri tidak ada.


TINJAUAN PUSTAKA
Melihat permasalah beberapa pengertian mengenai organisasi, manajemen sumber daya manusia, visi misi sutu organisasi dan orientasi pekerjaan dalam tinjauan pustaka dikemukakan sebagai berikut;
1.1.        Organisasi
Menurut Max Weber Organisasi ialah suatu kerangka terstruktur yang  yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab masing-masing dan organisasi sasi harus mempunyai visi dan misi adapun pengertian visi dan misi tersebut ;VISI adalah bagaimana kita ingin berubah menjadi lebih baik.  TUJUAN adalah apa yang organisasi lakukan, dalam rangka memberikan kontribusi untuk visi.  MISI adalah apa komitmen suatu organisasi untuk melakukan dan mengidentifikasi tujuan organisasi, di mana mereka dan bagaimana mereka menjabarkan.
2.1. Definisi Visi dan Misi
Definisi visi menurut Indrakaralesa (2007) adalah sebagai berikut:
Visi adalah refleksi keyakinan-keyakinan dan asumsi-asumsi dasar tentang segala hal, tentang kemanusiaan, ilmu dan teknologi, ekonomi, politik, seni budaya, dan etika dan Menurut Wibisono (2006) misi merupakan penetapan sasaran atau tujuan perusahaan dalam jangka pendek (biasanya 1 sampai 3 tahun) ( dikutip dari Adin Dewanto)
Berdasarkan beberapa definisi vis misi di atas dapat disimpulkan bahwa visi dan misi merupakan suatu pernyataan komprehensif tentang segala sesuatu yang diharapkan suatu organisasi pada masa yang akan datang dan dibuat sebagi pedoman atau arah tujuan jangka panjang organisasi.

1.2.        Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah mengatur hubungan dan peran tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya suatu perusahaan karyawan dan masyarakat
Menurut Hendry dan Pettigrew (1986), dikutip dari Hary suderajat.  manajemen strategis SDM memiliki 4 makna, yaitu:
1.    Memanfaatkan perencanaan.
2.    Pendekatan yang koheren dalam perancangan dan sistem manajemen  personalia yang didasarkan pada kebijakan kepegawaian dan strategi kepegawaian yang biasanya juga didasari satu filosofi tertentu.
3.    Menyelaraskan kegiatan SDM dengan kebijakan.
4.    Memandang pegawai sebagai sumber daya strategis untuk meraih  keunggulan kompetitif.

1.3.        Orientasi Pekerjaan
Orientasi kerja dapat didefinisikan aktifitas pengenalan individu dan karyawan baru terhadap organisasi dan penyediaan landasan bagi karyawan sehingga mereka dapat befungsi secara efektif dan mampu menyenangkan mereka pada pekerjaan yang baru (mangkuprawira, 1997) dikutip dari Mayafrisanti.


HASIL DAN PEMBAHASAN

1.    1. Pembelajaran Organisasi.  
Organisasi belajar adalah organisasi dimana orang mengembangkan kapasitas mereka secara terus-menerus untuk menciptakan hasil yang mereka inginkan, dimana pola pikir yang luas dan baru dipelihara, dimana aspirasi kolektif dipoles, dimana orang-orang belajar tanpa henti untuk melihat segala hal secara bersama-sama. Menurut Peter Senge ada Lima disiplin (lima pilar) yang membuat suatu organisasi menjadi organisasi pembelajar.
1.     Personal Mastery (Penguasaan Pribadi) – belajar untuk memperluas kapasitas personal dalam mencapai hasil kerja yang paling diinginkan, dan menciptakan lingkungan organisasi yang menumbuhkan seluruh anggotanya untuk mengembangkan dirimereka menuju pencapaian sasaran dan makna bekerja sesuai dengan harapan yang mereka pilih.
2.     Mental Models (Model Mental) – proses bercermin, sinambung memperjelas, dan meningkatkan gambaran diri kita tentang dunia luar, dan melihat bagaimana mereka membentuk keputusan dan tindakan kita.
3.     Shared Vision (Visi bersama) – membangun rasa komitmen dalam suatu kelompok, dengan mengembangkan gambaran bersama tentang masa depan yang akan diciptakan, prinsip dan praktek yang menuntun cara kita mencapai tujuan masa depan tersebut.
4.     Team Learning (Belajar beregu) – mentransformasikan pembicaraan dan keahlian berfikir (thinking skills), sehingga suatu kelompok dapat secara sah mengembangkan otak dan kemampuan yang lebih besar dibanding ketika masing-masing anggota kelompok bekerja sendiri.
5.     System Thinking (Berpikir sistem) – cara pandang, cara berbahasa untuk menggambarkan dan memahami kekuatan dan hubungan yang menentukan perilaku dari suatu system. Faktor disiplin kelima ini membantu kita untuk melihat bagaimana mengubah sistem secara lebih efektif dan untuk mengambil tindakan yang lebih pas sesuai dengan proses interaksi antara komponen suatu sistem dengan lingkungan alamnya.

2.    2. Pembelajaran Visi dan Misi
Mengembangkan serta mengevaluasi visi dan misi suatu oragnisasi, yang perlu diketahui oleh pegawai. Ada sembilan komponen yang mutlak yang efektif. Komponen-komponen tersebut antara lain (Adela Istanto 2012) :
1.    Konsumen atau Pelanggan, “Siapa yang dilayani?”
2.    Produk atau Jasa, “Apa yang dihasilakan?”
3.    Pasar, “Secara geografis, dimana oragnisasi akan berkompetisi?”
4.    Teknologi, “Apakah perusahaan menerapkan teknologi terbaru?”
5.    Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan, dan profitabilitas, “Apakah oraganisasi berkomitmen untuk pertumbuhan dan kondisi keuangan yang baik?”
6.    Filosofi, “Apa dasar kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika organisasi?”
7.    Konsep diri, “Apa kemampuan khusus atau keunggulan kompetitif organisasi?”
8.    Perhatian akan citra publik, “Apakah organisasi responsif terhadap pemikiran sosial, masyarakat dan lingkungan?”
9.    Perhatian pada karyawan, “Apakah karyawan aset yang berharga untuk Organisasi?”

3.    2. Pembelajaran Sumber Daya
Pembelajaran sumber daya manusia yang diasumsikan memiliki efek pada kinerja pegawai aspek pembelajaran pada sumber daya manusia sangat penting pada sebuah organisasi dimana dapat mempengaruhi kinerja pegawai 4 aspek menurut penulis untuk menjadi bahan pembelajaran;
a.    Perekrutan
Proses perekrutan terkait dengan tindakan dari mencari pegawai yang memenuhi syarat untuk mengisi kekosongan atau memegang posisi yang tersedia. Memilih orang yang tepat dan mampu untuk suatu posisi tertentu bukan hal yang mudah karena secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi
b.    Pelatihan dan pengembangan
merupakan faktor penting yang mempengaruhi penilaian kinerja. Patrick (2000) mendefenisikan sebagai pengembangan sistematis pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan oleh seseorang untuk melakukan tugas tertentu atau pekerjaan secara efektif
c.     Mutasi
Mutasi dalam manajemen sumber daya manusia disebut pergeseran tugas. Siagian (2001:171) menjelaskan mutasi dapat dilihat dalam dua perspektif. Pertama, dianggap sebagai bentuk penempatan untuk seseorang pada tugas dengan tanggung jawab baru, perubahan posisi hirarkis dan pendapatan relatif dari posisi yang lama, sedangkan bentuk kedua mengacu pada pergeseran dari tempat kerja ke tempat yang sama dengan tanggung jawab yang relatif sama dan tanpa perubahan pendapatan
d.    Kompensasi (Manfaat)
Kompensasi mengacu pada bentuk pemberian finansial atau manfaat lainnya secara nyata bahwa pegawai menerima bagian dari adanya hubungan kerja atau kontrak (Bernadin, 2007). Hal ini akan menciptakan motivasi dan memberikan peluang bagi pegawai untuk bekerja sesuai karier secara tepat dan sesuai dengan indeks kinerja utama yang telah dilaksanakan

4.    3. Pembelajaran Pada Orientasi Pekerjaan
Pembelajaran pada orientasi pekerjaan disini bagaimana pegawai mengukur pekerjaan berdasarkan wewenang dan jabatan dalam pekerjaan  
Menurut Sutrisno (2009), (dikutip dari eprints.ums.ac.id)  pengukuran kinerja diarahkan pada enam aspek yaitu:
1.  Hasil kerja: tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh mana pengawasan dilakukan.
2.  Pengetahuan pekerjaan: tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang ajan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja,
3.  Inisiatif: tingkat inisiatif selama menjalankan tugas pekerjaan khususnya dalam hal penanganan masalah masalah yang timbul.
4.  Kecakapan mental: tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima insturksi kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.
5.  Sikap: tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas pekerjaan.
6.  Disiplin waktu dan absensi: tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.


KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan 4 pembelajaran   dalam memajukan suatu organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Buol agar terbangun pandangan untuk perubahan sumber daya manusia dengan orientasi pekerjaan berdasarkan fungsi dan struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Buol terdiri yaitu
1.    Pembelajaran Organisasi.
2.    Pembelajaran Visi dan Misi
3.    Pembelajaran Sumber daya
4.    Pembelajaran Pada Orientasi Pekerjaan

5.2. Rekomendasi
a.    Diharapkan semua pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Buol mengetahui minimal 5 pembelajaran.
b.    Diharapkan di Dinas Kesehatan Kabupaten Buol mempunyai organisasi yang kuat
c.    Diharapkan di dinas Kesehatan Kabupaten Buol setiap pegawai mengerti visi dan misi oragnisasinya
d.    Diharpkan dinas kesehatan Kabupaten Buol mempunyai sumber daya yang handal yang mampu melayani masyakat.
e.    Diharapkan Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Buol berorientasi pada pekerjaan.


Komentar