Judul Asli Jurnal “Assessing the implementation of
performance management of health care workers in Uganda” Oleh George
William Lutwama, Janetta Hendrika Roos and Bethabile Lovely Dolamo, BMC Health Services Research 2013, 13:355
I. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Manajemen kinerja merupakan komponen
penting dari manajemen sumber daya manusia yang menjamin penggunaan yang
efektif dari sumber daya yang langka. Kinerja manajemen merupakan proses yang
berkesinambungan mengidentifikasi
, mengukur dan mengembangkan kinerja individu atau tim dan menyelaraskan kinerja dengan tujuan strategis organisasi.. Kinerja manajemen memiliki tiga fungsi utama yang diklasifikasikan sebagai strategis, administrasi dan perkembangan. Fungsi strategis menghubungkan kinerja pekerja dengan strategi organisasi secara keseluruhan.
, mengukur dan mengembangkan kinerja individu atau tim dan menyelaraskan kinerja dengan tujuan strategis organisasi.. Kinerja manajemen memiliki tiga fungsi utama yang diklasifikasikan sebagai strategis, administrasi dan perkembangan. Fungsi strategis menghubungkan kinerja pekerja dengan strategi organisasi secara keseluruhan.
Secara administratif, manajemen kinerja
memberikan informasi berharga untuk membantu para pimpinan membuat keputusan
penting seperti kenaikan gaji, promosi, pengakuan dan penghargaan. Fungsi
perkembangan manajemen kinerja diwujudkan melalui penyediaan informasi tentang
kekuatan dan kelemahan dari tenaga kesehatan. manajemen kinerja melibatkan enam
langkah utama, yang termasuk memiliki pengetahuan tentang pekerjaan dan visi
misi organisasi, perencanaan kinerja, pelaksanaan kinerja, assessment kinerja dan
review kinerja, serta perubahan kinerja serta melihat kembali kontrak kerja.
II. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Penelitian
ini adalah survei deskriptif dengan penelitian campuran. metodologi penelitian
campuran adalah sebuah pendekatan di mana baik kuantitatif dan kualitatif.
Dalam penelitian ini, metode kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data dari
petugas kesehatan dan metode kualitatif dari manajer pelayanan kesehatan
sedangkan untuk alat menggunakan kuisioner dan wawancara dari 331 responden
yang dipilih, sebanyak 276 kuesioner diisi. Karena itu tingkat tanggapan 83,4%
dicapai
III.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa batas
tertentu manajemen kinerja diimplementasikan di pelayanan kesehatan; Namun, ada
celah dalam pelaksanaannya. Ada kekurangan dalam menetapkan target kinerja dan perencanaan
manajemen kinerja tidak dilakukan. Meskipun banyak petugas kesehatan memiliki uraian
pekerjaan tapi indikator dan standar kinerja tidak jelas dan diketahui semua Petugas
Kesehatan dan Pimpinanan. Selain itu jadwal untuk penilaian kinerja tidak
selalu ditaati. Terbatasnya pengembangan karier pegawai, umpan balik kinerja
yang tidak memadai dan mekanisme ada tapi miskin manfaat.
IV. PENELITIAN SEBELUMNYA
Hasil penelitian sebelumya berkaitan dengan penelitian ini telah dilakukan
judul penelitian “The Match between motivation and performance management
of health sector workers in Mali” oleh Dieleman M.dkk ( 2006), dari
hasil penelitian tersebut di tinjau dari segi metode penelitian tidak ada
perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini
A. Metode Penelitian
Penelitian menggnakan studi kualitatif
eksplorasi dilakukan: 28 wawancara dan delapan diskusi kelompok diadakan. Hal
ini diikuti oleh survei cross-sectional, di mana 370 tenaga kesehatan
diwawancarai. Populasi penelitian terdiri dari petugas kesehatan dari delapan
kelompok profesional. Isu-isu berikut diselidiki: memotivasi dan faktor
demotivasi; pengalaman dengan manajemen kinerja, termasuk: deskripsi pekerjaan,
pendidikan berkelanjutan, pengawasan, penilaian kinerja dan pengembangan karir.
B. Hasil Penelitian
Studi penelitian ini menunjukkan bahwa
motivator utama tenaga kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawab,
pelatihan dan pengakuan, di samping gaji. Ini dapat mempengaruhi oleh manajemen
kinerja (deskripsi pekerjaan, pengawasan, pendidikan berkelanjutan dan
penilaian kinerja). manajemen kinerja tidak optimal dilaksanakan di Mali. Hasil
memungkinkan tim peneliti untuk mengusulkan perbaikan pada manajemen kinerja
yang ada.
V. KESIMPULAN
Meskipun ada sistem manajemen kinerja
yang dikembangkan penelitian menemukan sejumlah celah dalam pelaksanaannya di pelayanan
Kesehatan. Dalam banyak kasus tidak ada pengaturan target dan perencanaan untuk
manajemen kinerja yang dilakukan. Indikator untuk mengukur kinerja tidak jelas
ke individu yang akan dinilai dan atasan. penilaian kinerja yang tidak teratur,
dan tidak dilakukan sama sekali di beberapa kabupaten. perkembangan karir terbatas
dan pelatihan staf dan pengembangan kurang di sebagian besar kabupaten. Selain
itu, mekanisme umpan balik kinerja tampaknya tidak berfungsi sesuai yang
diharapkan di semua tingkat pelayanan. Temuan penelitian ini memiliki implikasi
bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya
manusia kesehatan di tingkat nasional, kabupaten dan tingkat fasilitas
kesehatan. Kementerian kesehatan, pemerintah daerah dan pelayanan publik, serta
mitra bilateral dan multilateral, perlu membahas isu-isu dan mengadopsi
rekomendasi yang diajukan oleh penelitian ini. Jika hal ini dilakukan,
diharapkan bahwa isu-isu utama yang diajukan oleh penelitian ini akan digunakan
sebagai dasar untuk meningkatkan manajemen kinerja petugas kesehatan. pada
gilirannya, meningkatkan output terkait dengan rencana strategis bidang
kesehatan nasional.
Komentar
Posting Komentar